Sabtu, 24 Disember 2011

16.SITUASI







sayembara puisi Cr ke final


Bencinya aku pada situasi ini
menghakis diri sedalam ini,
Semakin kucuba semakin kecewa,
Terlerai tujuan semakin kesal,
Ternyata aku gagal atasi diri,
Cukuplah sudah biarku tenang aman,
Aku makin lemah dalam jiwa lesu,
Mungkin terlebih bicara
Biarkan saja masa terus berlalu.

 
Oleh: Lukiee
sajak dalam dilema antara keluarga dan agama
/26 November 2011 2:55 PTG




30 ulasan:

Pena Utara berkata...

SAYEMBARA PUISI CITRANURI SEPARUH AHKIR PEMENANG BULANAN 2011

Sdra Lukiee uba mengetengahkan sajak peribadinya kali ini dengan tajuknya; SITUASI. Pengucapannya ternyata ada kemelut di antara dia keluarga dan agama. Dalam kegahirahanya mencari dan menilai suatu yang hak di dunia ini, pastinya banyak rentangan dan ganguan. Apa pun jika ada keyakinan diri dan selalu mengharap daripadaNya. Tidak ada siapa dapat menentukannya. Jika tergerak hati untuk bersamaNya. Apa pun harap maaf dan thaniah cuma di sini sahaja penyetaan anda buat kali ini (TK)

Nurimanja berkata...

CERPEN: KEMBALINYA SEORANG MUALAF

Siri 3

SETIBAnya di rumah Mahmood, Wak Jawa dapati dua orang cucu angkatnya sedang menangis dan meraung di hujung kaki dan kepala mayat Mahmood . Wak Jawa terus ke sisi mayat dan cuba mempastikan kematian Mahmood. Kemudian cuba pula mendamaikan hati kedua cucu angkatnya.

Setelah Wak Jawa pereksa tidak ada satu perubahan pada mayat Mahmood, matanya terpejam rapat seperti orang sedang tidur, kedua kakinya dimasukannya kedalam sarung guni, barangkali untuk menghendarkan dari digigit nyamuk atau kesejukkan.

Mahmood meningal di atas pangking di luar bilik tidur, di sisinya terletak sebuah lampu suluh, di kirinya tersandar sebilah cop tajam untuk memungut kelapa di kebun untuk dijadikan senjatanya mengawal kebun kelapa nyonya Chu Thaou. Mahmood benar-benar seorang yang amanah dan jujur kepada tuannya.

Wak Jawa segera bridar dari situ . Langkahnya begitu cepat untuk menuju ke rumah Tok Siak yang berhampiran dengan kampong hulu.Berita kematian mualaf Ramlan telah tersibar di seluruh kampong hulu, setelah kentong atau beduk sebanyak tujuh kali dipalu oleh Tok Siak menandakan ada orang dewasa meninggal dunia.

Tok Iman dan Tok Bilal berlari meredah hujang renyai-renyai yang masih juga belum berhenti menuju ke masjid. Diikuti pula oleh Tok Ketua kampong dan ahli jawatan kuasa masjid, serta juga penduduk-penduduk kampong hulu..

Suasana menjadi bising di hadapan masjid kampong hulu, Tanah di halaman masjid menjadi becak dipijak oleh orang ramai, namun hujan enyai-renyai tidak juga mahu berhenti, malah sesekali turunnya lebih lebat lagi. Menyebabkan pergrakan menjadi lembab dan lambat di kampong itu.

“Siapa meninggal? “ Tanya seorang yang baru datang meredah hujang renyai itu.
“Mualaf Mahmood anak aruah mualaf Ramlan,”” jawan Tok Siak.
“ Hai, semalam saya jumpa di di kebun?” agak terkejut bunyinya

“ Nak mati, apa susahnya , kehendak Allah,” Kata Tok Imam pula. Setiap orang ramai yang baru datang dan ingin tahu tetang beduk berbunyi tujuh kali pagi itu telah pun terjawab, mereka semua menyebut;“Inna lillah hiwa inna hilai hira jiunn,”

Teman dan sahabat yang biasa mengenali Mahmood berasa sedih dan sayu pagi itu, seperti mana suasana muram hujan yang turun lama tidak menampakan sang matahari.

Bersambung esok!

Anjang Aki berkata...

POSISI

Aku bukan dalam posisi seimbang
Ketika tumbangkan semua dalam diam
Kalau aku punya sesuatu,
tak berarti aku harus berlari
Karena aku hanya boleh berjalan
Aku bukan orang yang bisa mengeluh
Ketika tersenyum dalam kebimbangan
tak sanggup lagi menatap awan
tumpahkan hujan di kemarau ini
rerumputan terdongak sejenak
tanpa prasangka apa-apa
Karena ternyata tak cukup
Dengan mata yang tak terpejam
Hanya bisa rasakan bayang bergolak untuk sesaat hati yang sepi beralaskan angin
tersaput di dataran ini
tak lagi seperti dulu

Anjang Aki
sajak simbolik tentang pergolakan yang terjadi di tempat saya ini

Kevin Khairudin berkata...

MENGAMBARKAN

aku lelah atau mungkin
deru ombak mengaburkan suaramu,
aku di pantai sedang membakar diri.
membuang sisa sisa kesal dan sial.
tak usah mencariku maaf tuhan, kalau malam ini langit menjadi
tak berbintang atau bulan
sebab aku sedang menggambar wajah kekasihku di situ

Kevin Khairudin
sajak sedih

Sadaqallah Azim berkata...

BASUH HATI

Basuh hati dengan kerendahan
Biar angkuh terkubur
aku akui ingin hilang
dari zaman yang disedut badai
lepas kendali hilang kehidupan
Menyeret perlahan dari
zaman beradab
Segala kita bersama
Berganti kamu disebelah

Sadaqallah Azim
sajak simbolik maaf agak tunggang langgang sbb sibuk sikit jaga restoran nasi kandar ni

Datuk Hasbi berkata...

SILAU

Menuju Cahaya kuhadapkan hati
jiwa ragaku kehadiratMu
Seraya syukur memuja asmaMu
Mengemis sepancar sinar
Sejuk hati tenteram jiwa,
kala damai kian membelai
Namun ketika asap hitam ian menebal
keindahan kepedihan dan kegelapan
Meski ku berdiri tegap
Ketika berkobar dalam dada
dipacu segelintir takwa
tenggelam darah mengalir dalam
Bagai tiada arti segenggam iman memeluk kalbuku seorang hamba
tak kenal pahit dunia
Yang kutahu hanyalah sinar yang menyilaukan menutup mataku

Datuk Hasbi
sajak ketuhanan

Anis Syahila berkata...

KUM 1
1 anjang aki
2 datuk hasbi
3 kevin khairudin
4 sadaqallah azim

KUM 2
1 geletek malam
2 profesor naquib
3 nahul hidzar
4 roy Rashid

KUM 3
1 ustaz mahfuz
2 Jalil Janggut
3 profesor lanang
4 pagok lana

KUM 4
1 nabil quldi
2 brader joe
3 Raja ahmadiah
4 Paloi Atang

Q berkata...

1. Anjang Aki berkata...

POSISI

Aku bukan dalam posisi seimbang
Ketika tumbangkan semua dalam diam
Kalau aku punya sesuatu,
tak berarti aku harus berlari
Karena aku hanya boleh berjalan
Aku bukan orang yang bisa mengeluh
Ketika tersenyum dalam kebimbangan
tak sanggup lagi menatap awan
tumpahkan hujan di kemarau ini
rerumputan terdongak sejenak
tanpa prasangka apa-apa
Karena ternyata tak cukup
Dengan mata yang tak terpejam
Hanya bisa rasakan
bayang bergolak untuk sesaat
hati yang sepi beralaskan angin
tersaput di dataran ini
tak lagi seperti dulu

Oleh: Anjang Aki
sajak simbolik tentang pergolakan yang terjadi di tempat saya ini/24 Disember 2011 3:03 PTG

SAYEMBARA PUISI PUSINGAN SUKU AKHIR CITRANURI AHLI DAN P.BLOG 2011

Anjang Aki mungkin seorang berpengalaman nampaknya dengan sajak ke empatnya yang bertajuk: POSISI. Tema masih catatan bersiri dengan apa yang berlaku di tempat kediamannya. Pengucapannya menarik simbolik pada ungapannya dan boleh diterima. Mesejnya menyentuh tentang pergolakan yang kurang menyenangkan. Apa pun penulis lebih selesai mengam,bil jalan tengah memerhati dan menilai dimana kebenarannya. Walaupun keadaan tidak lagi seperti zaman mudanya dulu. Kini hanya Tuhan yang maha mengetahui. Hanya andain sahaja. Layak untuk sayembara seterusnya (SM)

Qalam Mutiara berkata...

2. Kevin Khairudin berkata...

MENGAMBARKAN (TK)

aku lelah atau mungkin
deru ombak mengaburkan suaramu,
aku di pantai sedang membakar diri.
membuang sisa sisa kesal dan sial.
tak usah mencariku maaf tuhan,
kalau malam ini langit menjadi
tak berbintang atau bulan
sebab aku sedang menggambarkan
wajah kekasihku di situ

Oleh: Kevin Khairudin
sajak sedih\24 Disember 2011 3:05 PTG

SAYEMBARA PUISI PUSINGAN SUKU AKHIR CITRANURI AHLI DAN P.BLOG 2011

Sdra. Kevin Khairudin dengan sajak suku akhirnya yang bertajuk: MENGAMBARKAN . Tema sedih katanya. Pengucapannya masih terasa semacam ada lompatan pada ungapannya. ceritanya menjadi longgar. Mesejnya mengambarkan semacam ingin menghendarkan, rasa kekecewaan, kekesalan, keharuan dan kesedihan bagaikan ada kehilangan sesuatu, Nampak semacam jiwa2 pun ada juga. Harap maaf cuma disini saja pernyertaan anda dalam sayembara pusingan ke empat ini, usaha lagi. TK)

Qalam Mutiara berkata...

3. Sadaqallah Azim berkata...

BASUH HATI (TK)

Basuh hati dengan kerendahan
Biar angkuh terkubur
aku akui ingin hilang
dari zaman yang disedut badai
lepas kendali hilang kehidupan
Menyeret perlahan dari
zaman beradab
Segala kita bersama
Berganti kamu disebelah

Oleh: Sadaqallah Azim
sajak simbolik maaf agak tunggang langgang sbb sibuk sikit jaga restoran nasi kandar ni/24 Disember 2011 3:10 PTG

SAYEMBARA PUISI PUSINGAN SUKU AKHIR CITRANURI AHLI DAN P.BLOG 2011

Sdra. Sadaqallah Azim dengan sajak suku akhirnya yang bertajuk:BASUH HATI. Tema simbolik katanya. Pengucapannya masih terasa semacam ada lompatan pada ungapannya. Pasti ceritanya menjadi longgar. Mesejnya semacam mengajak pembaca dengan merendah diri belajar kembali arti peradapan zamn dahulu yang kini kian hanyut dipukul badai, terutama anak muda dizaman kemewahan ini. Harap maaf cuma disini saja pernyertaan anda dalam sayembara pusingan ke empat ini, usaha lagi. TK)

Qalam Mutiara berkata...

4. Datuk Hasbi berkata...

SILAU (SM)

Menuju cahaya kuhadapkan hati
jiwa ragaku kehadiratMu
Seraya syukur memuja asmaMu
Mengemis sepancar sinar
Sejuk hati tenteram jiwa,
kala damai kian membelai
Namun ketika asap hitam kian menebal
keindahan kepedihan dan kegelapan
Meski ku berdiri teguh
Ketika berkobar dalam dada
dipacu segelintir takwa
tenggelam darah mengalir dalam
Bagai tiada arti segenggam iman
memeluk kalbuku seorang hamba
tidak kenal pahit dunia yang kutahu hanyalah
sinar yang menyilaukan menutup mataku

Oleh: Datuk Hasbi
sajak ketuhanan/24 Disember 2011 3:15 PTG


SAYEMBARA PUISI PUSINGAN SUKU AKHIR CITRANURI AHLI DAN P.BLOG 2011

Sdra Datuk Hasbi dengan sajak ke empatnya yang bertajuk SILAU Tema ketuhanan pula kali ini. Pengucapannya menarik simbolik pada ungapannya dan boleh diterima. Mesejnya menyentuh tentang apa yang berlaku dunia ini dalam kehidupannya. Apa pun sebagai seorang Islam yang beriman aqidah lebih diutamakan dan hati ada pasrah kepada tuhan yang maha kuasa untuk menekmati sedikit ketenangan sebelum dijemput kembali, kerana dunia ini sekadar pinjaman yang menyilaukan mata.. Hanya andain sahaja. Layak untuk sayembara seterusnya (SM

Tanpa Nama berkata...

rthtrjtrjtr

Tanpa Nama berkata...

rehherherh

Tanpa Nama berkata...

ergerhhredfb

Tanpa Nama berkata...

erghrdfhsd

Tanpa Nama berkata...

dfdfbdfb

Tanpa Nama berkata...

ergrdhbdgn

Tanpa Nama berkata...

dsgdfnfgf

Dam Catur berkata...

semua mualaf ke?

Raja Muda berkata...

semua keluarga dia mualaf ke?

Jeffry berkata...

mcm mana dorg boleh msuk islam?

Anjang Aki berkata...

mcm cerita benar jer

En Sanusi berkata...

dia meninggal hujan plak?

Pak Hussin berkata...

sedih cerpen kali ni

jalal rafzee berkata...

dia meninggal sbb apa?

Tanpa Nama berkata...

gfngjmghjf

Tanpa Nama berkata...

rthhrthtrh

Tanpa Nama berkata...

rthrtjrtjrt

Tanpa Nama berkata...

rhrthrtjtrj

Tanpa Nama berkata...

rthrthrth