Selasa, 9 Februari 2010

KERINDUAN

 
Kerinduan
seringkali menyapa
dan bertanya
di panggal hati

Dimana keutuhan
cintamu pada rabb
kasih sejati pada rasul
sudahkah terpahat di kalbu

Keimanan
terpaku kerinduan
terlalu sukar dinilai
bagai tiada mengerti
akan segala isi hati
kini telah tenat kurasai.

Oleh;  Nurimanja,
Bagan Serai, Perak.
26hb, Februari, 1977.

27 ulasan:

nurimanja berkata...

CERPEN LAGENDA KE 13. SIRI AKHIR ; BERTAJUK : PERGINYA TIADA UMPAT CELA LAGI OLEH ; Nurimanja, Serawak. 1982
______________________________________________________________________________________________________________________________________________________

"Tidak ada siapa pun dapat menduga Nek Abang Junaidi akan meninggal dunia di sana, niatnya baik perginya bersama selesai ibadat
haji. Tidak sempat dia mengayakan pakaian haji di kampung Emas Tempawan tempat kelahirannya, malah tidak sempat orang-orang
kampung ingin memanggilnya haji bahil,sesungguhnya Allah itu amat pengasih dan penyayang dan amat maha mengetahui." Bisik hati kecil
Sapani sendirian.

Sapani terasa sayu dan sebak hatinya, pelahan=lahan dia mengeluarkan sapu tangan dari dalam saku seluarnya, kemudian menekap kemuka, pelahan-lahan dia mengesat kedua kelopak air matanya yang melenangi air mata itu. Sesekali mengalih pandangan untuk
menyembunyikan lamunannya yang telah jauh itu,agar tidak dapat diketahui orang lain yang berada dalam bot itu.

Sapani segera ke ruang belakan botnya, dicapainya gayung dan menceduk air dari dalam tong dram untuk membasuh mukanya. Entah
kenapa tiba-tiba hatinya terasa begitu sayu, bila mengenangkan Nek Abang Junaidi. Baru hari ini dia dapat merasakan dan menilai akan budi bicara Nek Abang Junaidi yang penuh rahsia.

Tiba-tiba bahu Sapani ditepuk orang dari belkang, "Hai Jeragan ! Apa lagi yang ditunggu? sudah pukul satu, bila lagi bot nak bertolak?"
Sergah salah seorang penumpang yang pernah dikenali. Sapani tersedar dari lamunan yang sungguh menyanyat hati, "Ya.. kita, ..kita beleh..bertolak sekarang.."kata Sapani terhenti di situ.

"Apa yang kau ingat ini Sapani?" Celah seorang lagi, bila melihat teragak agak menjawab soalan kawannya dan matanya pula nampak
berair dan wajahnya pula muram sahaja.
"Saya.. saya terkenangkan Nek Abang Junaidi tadi." jawab Sapani berterus terang.
"Ohh, Begitu, sudah ajal dan suratannya begitu Sapani, dia nak meninggal di tanah suci, lepas kerja haji pula tu, memang bersihlah seperti bayi baru lahir, tiada dosanya dengan Allah, amin," kata kawan yang mengegurnya tadi
"Ya , kita yang hidup ini belum tentu lagi cara kematiannya, minta-minta biarlah baik," Sampuk Haji Situm pula yang duduk di bangku belakang bot penambang itu.

Kemudian, mecelah pula seorang kawan sekampungnya, "kau ingatkan Nek Abang Junaidi ke, atau kau ingatkan kedua anak daranya?"
orang lain pun turut ketawa dan mengulum senyum. Sapani menjadi seba salah, lalu dipaksa juga dirinya untuk senyum, Beberapa orang yang mengenali Sapani dan keluarga nek Abang Junaidi dari kampung yang sama turut ketawa terbahak-bahak.

"Saya mengenangkannya bukan apa, kalau dulu orang kampung sering mengejeknya haji bahil, tahi hidung masin, tangkai jering,dan
berbagai lagi, sekarang Nek Abang Junaidi, sudah pergi dan tak akan kembali lagi, dan tidak ada siapa yang boleh mengumpat celanya
lagi," Kata sapani dengan panjang lebar, seperti ingin membela aruah Nek Abang Junaidi yang perginya tanpa umpat cela lagi...

S E L E S A I .

nurimanja berkata...

ISAH PARA AMBIA CR. SIRI 19 DISUSUN SECARA BEBAS.; OLEH NURIMANJA : BERTAJUK: AMALAN SOLAT MUAS DAN NABI
__________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

Satu hari Nabi Muhamad saw melihat sifat Muas yang boleh menghalang pahala ibadat solat lima waktu sehari semalam , lalu nabi pun berkata kepada Muas ikutlah sifat -sifat ini seperti mana yang aku lakukan.

- Jangan kamu mengumpat dan menghina orang lain
- Jangan memuji diri atau minta dirimu dipuji orang lain
- Jangan riak tinggi diri terhadap orang lain
- Jangan menunjuk ibadat kepada orang lain
- Jangan bermegah dengan kelebihan kepada orang lain
- Jangan sombong diri dengan orang lain
- Jangan suka bermuka muka dengan orang lain
- Jangan ada perasaan hasad dengki dengan orang lain
- Jangan cari kedudukan agar dihormati orang lain
- Jangan buat kerja tidak ikhlas terhadap orang lain.

Pengajaran;
Inilah salah satu daripadanya yang sering kita tewas beribadat bila sifat di atas ini masih bersarang dalam hati kita.
membuatkan doa-doa kita tersangkut di pintu langit terhalang daripada sampai kepada yang kita pohonkan.
menjadikan hajat kita tidak makbul oleh Allah selain ciri lain seperti permakanan.

Seruling Kelana berkata...

apesal ape dlm cerita en nuri ni kena kat aku jer??? hehe

Nama Aku berkata...

cerita para ambia ni mmg berpengajaran jd jgn sombong....

Ali Conan berkata...

huh! cerita ambia mmg best... ape2 pun aku nak berubah lps ni...

Kota Gersang berkata...

wah! bagus2 nabi tegur muas ni dia riak sagt....

Richard Siriosa berkata...

apapun lps ni aku mahu jd macam nabi ini.. isayalaallah... aku sudah baik ari rbu aku sudah mahu kawin... terima kasih kat geletek eh! mne kau geletek klu x? ade isu semasa? apa2 pun aku sudah baiks sbb ikuti petua kau geletek...

Olie Pajutdy berkata...

best cerita en nuri ni mmg berpengajaran kpd semua org...

Golok Buta berkata...

aku xnk komen ape2 kt para ambia sbb smua yag ditulis kena kat aku jer?

Seri Suri berkata...

patut la tajuk dia tiada umpat cela sebab dia dh mati rupanya ingatkan en nuri silap taip rupanya yg dulu flashback? hehe

Halilintar berkata...

tu la dh meninggal bru org menyesal! x guna dh dh meninggal pun nek tu...

Brader Joe berkata...

wah! mmg masuk surga dia meninggal di mekah yg org kmpung ni xthu la mcm mne tau nk kutuk org jer...

Atuk berkata...

saya pun harap2 meninggal di tanah suci jgk kerana pd thn depan sy akan mengerjakan haji sebab saya selalu sakit TB.. buat pengetahuan cucu saya yang menaip ni...

Spider Leman berkata...

x smpat nak balik ke malaysia dh meninggal dia... sedih btol....

Malik Wariya berkata...

sebak di hati apabila selesai membaca cerita ni... kesian nek junaidi...

Ezad Emir berkata...

byk pahala nek junaidi ni sbb ramai org kutuk dia tp dia meninggal di mekah yg kutuk dia? tah la macam mana meninggal nnt...

Keringat Syahdu berkata...

sedih la kesian tgk nek junaidi ni... ape2 pun smoga dia tenang disana....

Julia berkata...

sajak mcm jiwa2 jer en nuri... hehe

Mat Glamor berkata...

wah! sajak lama ni... ape2 pun mmg menarik...

Balqish berkata...

sajak psl ape? mcm ketuhanan jer....

Harimau Berantai berkata...

sajak en kali ni mmg best! tp macam sajak2 remaja jer.... ada jiwa2 sikit la... hehehe

dam catur berkata...

sajak ni best la ada unsur2 ketuhanan....

Qalam Musofa berkata...

sajak lama plak? sajak thn ni xde ker?

Comel berkata...

sajak best!

Pengembara Masa berkata...

sajak en mmg puitis! menarik btol...

Ustaz Rahman berkata...

RONTA

Lelah mentari merapat garis senja
Membangun merah pada sudut hari
ombak dan camar meningkahi
laju sampan nelayan
Untuk merengkuh mimpi luas samudera

Kau...
Yang sejak dulu tak keluh pada diam
Kini mulai meronta nasib
Memaksa sampanmu terombang-ambing
Meski langit masih terjebak

Kau teriak, kau melawan
lajukan sampan kepulau tak berarah
Hingga karang hempaskan amarah
Kau terlempar melompati takdir...


Ustaz Rahman
di surau sekolah
10 pagi

Qalam Mutiara berkata...

ULASAN

Sajak yang terbaik saya temui, oleh Ustaz Rahman bertajuk RONTA
Pengucapannya agak cukup menarik, kehidupan ini digunakan simbul pada alam. Begitulah kehidupan bagai satu pelayaran menuju ke satu pulau.Ditengah lautan yang bergelora ini berbagai andaian boleh berlaku dan berbagai rasa ketidak kepuasan pasti dialami ketika kita berada di dalam gelombang kehidup ini.