Khamis, 24 Disember 2015

MARAHNYA HATI NELAYAN PANTAI







146.MARAH NYA HATI NELAYAN PANTAI

Sudah berkurun
Hidup mereka bersama laut
Saban hari mereka melihat pantai
Pasir dan ombak kemesraan mereka.

Tetiba hari ini
Ada berita mencemaskan
Pantai di teluk ini ingin di tambak
Di jadikan se buah restoran terapung.

Marahnya hati
Para nelayan pantai Teluk
Segala pintu rezeki rapat tertutup
Denyut nadi kehidupan bagaikan terhenti

Sebenarnya !
Laut dan pantai adalah rezeki
Yang Allah berikan kepada nelayan
Bertimbang rasa dalam membena kehidupan.

Oleh Nuri Manja,
Catatan Jam 4.40 ptg
Teluk Kumbar 14hb Disember 2015.

5 ulasan:

nurimanja49@gmail.com berkata...

Bila pembangunan menodai kesusian kehidupan nelayan pantai Teluk
maka marahlah penghuninya yang berkurun hidup begitu mesra bersama ombak dan pantai.

nurimanja49@gmail.com berkata...

Kekadang kita pun menjadi serba salah bila memikirkan , nelayan pandai hidup berkurun dengan budaya tradisinya, susah dan senang bersama ombak dan pantai , itulah rezeki yang menyambung tali hayat mereka.

nurimanja49@gmail.com berkata...

Tetapi sampai bila kita ingin hidup ditinggal oleh arus pembangunan?
Jika ada pembagunan di kawasan pantai atau teluk pastinya ada peluang pekerjaan untuk anak-anak tempatan.

nurimanja49@gmail.com berkata...

contohnya: Naiknya hotel bertarap 5 bintang atau restoran terapung , seperti di Tanjung Tok Kong, Batu Peringgi, Teluk Bahang, ramai anak muda tempatan bekerja di situ tidak megharap rezeki di laut lagi.

nurimanja49@gmail.com berkata...

Apa pun perusahaan hotel dan nelayan pantai perlulah bekerjasama demi menjaga keharmonian . biar nelayan selesa dengan ombak dan pantainya , pengusahaan hotel dan rastoran tidak menganggu gugat kehidupan seharian nelayan pantai .Semoga sesama menang menang .